Thursday, August 27, 2009

Saturday, August 22, 2009

Kutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan

Syaikh Shaduq ra meriwayatkan dari Imam Ridha as dengan sanad mu’tabar, dari datuk-datuk beliau as, dari Amirul Mukminin as bahwa Rasulullah SAWW berkhotbah pada
suatu hari seraya bersabda,

“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan ampunan; sebaik-baik bulan di sisi Allah; hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama, dan saat-saatnya adalah saat-saat yang paling utama; sebuah bulan yang kalian telah diundang untuk menghadiri jamuan Allah, dan di bulan ini, kalian telah dijadikan orang-orang yang berhak mendapatkan karunia Allah. Nafas-nafas kalian di dalamnya adalah tasbih, tidur kalian adalah ibadah, setiap amalan kalian diterima, dan doa kalian dikabulkan. Maka, mohonlah kepada Allah, Tuhan kalian dengan niat yang jujur dan kalbu yang bersih agar Ia memberikan taufik kepada kalian untuk menjalankan puasa dan membaca al-Kitab-Nya; karena orang yang celaka adalah orang yang terhalangi dari ampunan Allah pada bulan yang agung ini; ingatlah dengan rasa lapar dan dahaga kalian pada bulan ini rasa lapar dan dahaga hari kiamat, bersedekahlah kepada orang-orang fakir dan miskin kalian, hormatilah orang-orang yang lebih tua dari kalian, kasihanilah anak-anak kecil, sambunglah silaturahmi kalian, jagalah lidah kalian, jagalah mata kalian hingga tidak melihat apa yang dilarang, jagalah telinga kalian hingga tidak mendengarkan apa yang tidak diperbolehkan, berbelas-kasihlah kepada anak-anak yatim agar Allah berbelas-kasih kepada kalian, bertaubatlah kepada-Nya dari dosa-dosa kalian, angkatlah tangan kalian untuk berdoa di waktu-waktu shalat kalian; karena waktu-waktu itu adalah waktu yang paling utama; Allah akan melihat para hamba-Nya pada waktu itu dengan rahmat, menjawab mereka jika bermunajat kepada-Nya, memenuhi (panggilan) mereka jika memanggil-Nya, dan mengabulkan doa mereka jika memohon kepada-Nya.

Wahai manusia, sesungguhnya diri kalian terikat oleh amal-amal kalian. Maka, bebaskanlah ia dengan istighfar kalian; dan pundak kalian dibebani oleh dosa-dosa, maka ringankanlah dosa-dosa itu dengan panjangnya sujud kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah SWT telah bersumpah demi kemuliaan-Nya untuk tidak menyiksa orang-orang yang melakukan shalat dan bersujud, dan tidak menakut-nakuti mereka dengan api neraka ketika semua manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.

Wahai manusia, barangsiapa memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada seorang mukmin yang sedang berpuasa pada bulan ini, pahala itu semua adalah membebaskan budak dan pengampunan baginya terhadap dosa-dosanya yang telah berlalu.”

Salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidak semua dari kami yang mampu untuk melakukan hal itu!”

Beliau bersabada, “Cegahlah api neraka dari diri kalian walaupun dengan sekerat kurma dan dengan seteguk air. Karena Allah SWT akan menganugrahkan pahala tersebut bagiorang yang melakukan amalan yang semudah ini jika tidak mampu lebih dari itu.

Wahai manusia, barangsiapa memperbaiki akhlaknya pada bulan ini, ia akan dapat melintasi Shirat (jembatan akhirat dengan mudah) ketika semua kaki tergelincir pada waktu itu; barangsiapa memperingan beban hamba sahayanya (baca : pembantunya) pada bulan ini, maka Allah akan memperingan hisab (amal)nya; barangsiapa mencegah berbuat keburukan (kepada orang lain), Allah akan mencegah kemurkaan-Nya kepadanya ketika ia berjumpa dengan-Nya; barangsiapa menghormati seorang anak yatim, maka Allah akan menghormatinya ketika ia berjumpa dengan-Nya; barangsiapa menyambung tali silaturahmi pada bulan ini, maka Allah akan mengucurkan rahmat-Nya kepadanya ketika ia berjumpa dengan-Nya; barangsiapa memutuskan tali silaturahminya pada bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya ketika ia bertemu dengan-Nya; barangsiapa malakukan shalat sunnah pada bulan ini, maka Allah akan menetapkan ia bebas dari api neraka; barangsiapa mengerjakan sebuah kewajiban pada bulan ini, niscaya ia akan mendapatkan pahala orang yang melaksanakan tujuh puluh kewajiban di bulan lain; barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku pada bulan ini, maka Allah akan memperberat timbangannya ketika semua timbangan meringan; barangsiapa membaca satu ayat Al-Qur’an pada bulan ini, ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan lainnya.

Wahai manusia, sesungguhnya pintu-pintu surga terbuka pada bulan ini; maka, mohonlah kepada Allah, Tuhan kalian agar tidak menutupnya, dan pintu-pintu neraka tertutup; maka, mintalah kepada Tuhan kalian agar tidak membukanya, serta tangan-tangan setan terbelenggu; maka, mohonlah kepada Tuhan kalian agar ia tidak menguasai kalian ....”

Sumber: http://pakbeb-alattas.blogspot.com/

FALSAFAH DAN HIKMAH BULAN RAMADHAN DAN PUASA

"Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertaqwa"

Al Baqarah 183.

Setiap ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah S.W.T ke atas kita seperti puasa, solat, zakat, haji dan lain-lain lagi, selain merupakan jalan untuk kita mendekatkan diri kita kepadaNya dan tunduk kepada perintahNya serta menyahut seruanNya, ibadah juga memiliki nilai-nilai sampingan yang amat penting kembali kepada diri kita sendiri mahupun kepada masyarakat. Ia akan memberi kesan yang positif dan tarbiyah yang baik untuk individu mahupun masyarakat keseluruhannya. Puasa adalah salah satu darinya yang memberi tarbiyah secara individu mahupun masyarakat. Hal ini akan tampak jelas setelah kita membahas topik ini.



Selain dari itu, Islam adalah agama fitrah dan setiap perintah dari Allah adalah arahan-arahan yang menghidupkan fitrah dan menjawab keperluan fitrah yang ada dalam diri manusia. Amalan berpuasa adalah salah satu dari hal yang datang dari fitrah manusia, sebagaimana fitrah ‘bertuhan’ dan beragama. Hal ini boleh kita saksikan dalam masyarakat beragama mahupun yang tidak beragama. Mereka melakukan puasa dengan cara-cara tertentu yang mana sebahagiannya memiliki persamaan dengan yang lain, khususnya agama-agama samawi (langit) seperti Islam, Kristian dan Yahudi. Oleh itu kita boleh mendefinasikan manusia sebagai haiwan yang berpuasa menambah definasi-definasi yang lain seperti ‘haiwan yang berfikir’, ‘haiwan yang bersosial’ dan ‘haiwan yang beragama’.


Puasa juga dari sisi kesihatan adalah baik untuk tubuh badan manusia. Adalah hal yang disepakati bahawa perut adalah sumber penyakit. Iaitu apa yang dimakan, perut yang penuh akan mengundang kemalasan, kebodohan dan penyakit. Sebahagian doktor-doktor pakar di barat sering menganjurkan pesakit-pesakit mereka untuk melakukan puasa untuk menyembuhkan penyakit mereka. Pernah pada zaman Rasulullah S.A.W. seorang tabib datang ke Madinah untuk melakukan tugas-tugas kedoktoran tetapi sekian waktu ia tinggal di sana, tiada pesakit yang datang bertemunya, bila ia bertanya kepada Rasulullah S.A.W.W. kenapa tiada orang yang sakit di Madinah, Rasulullah S.A.W.W. mengatakan bahawa penduduk Madinah adalah orang-orang yang menjaga perut mereka. Malah Rasulullah S.A.W.W. pernah bersabda ‘berpuasalah maka kamu adakan sihat’.


Berbeza dengan ajaran-ajaran yang lain, Islam telah meletakkan puasa pada satu kedudukan yang agung dan memuliakan pengikutnya dengan bulan Ramadhan dan ibadah puasa ini. Puasa benar-benar menjawab keperluan fitrah manusia serta jalan untuk mentarbiah manusia secara individu dan masyarakat dan mendekatkan mereka kepada tujuan penciptaan iaitu maqam kesempurnaan di sisi Pencipta Yang Maha Agung.


Pada perbahasan ini kita akan cuba membongkar falsafah dan hikmah serta hakikat puasa yang telah diwajibkan oleh Allah S.W.T. ke atas kita. Mudah-mudahan ia akan membantu kita menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadhan yang suci dengan lebih baik dan ibadah kita di dalamnya lebih baik dari tahun-tahun yang sebelumnya.


Imam Ali bin Abi Talib bertanya kepada Rasulullah, apakah amalan yang terbaik yang perlu dilakukan pada bulan ini, Rasulullah menjawab, ‘jauhi apa yang diharamkan oleh Allah’

Yang dimaksudkan oleh Rasulullah tidak lain tidak bukan adalah bulan suci Ramadhan, bulan yang awalnya adalah barakah, pertengahannya adalah rahmat dan penghujungnya adalah pengampunan. Bulan Ramadhan satu-satunya bulan yang disebutkan oleh Allah di dalam Al Quran. Bulan yang menjadi penantian para pencinta, lebaran para Auwliyah Allah dan keagungan para perindu. Apakah ada yang lebih baik dari bulan ini? Setiap detik darinya adalah kebaikan. Apakah ada yang lebih agung dari menjadi tetamu Allah? Keistimewaan sesuatu tempat atau waktu adalah disebabkan keterikatan tempat atau waktu itu dengan sesuatu yang agung. Contohnya kota suci Mekkah kerana terdapat rumah Allah dan beberapa perkara yang lain, kota Madinah kerana terdapat kubur Rasulullah di sana. Dan keagungan bulan suci Ramadhan disebabkan beberapa hal yang akan kita bincangkan nanti.


Nama-nama bulan Ramadhan Rasulullah bersabda ‘jangan kamu menyebut Ramadhan kerana Ia adalah nama Allah tetapi sebutlah bulan Ramadhan’.


Bulan Ramadhan memiliki beberapa nama-nama yang lain yang mana setiap nama-nama tersebut menghikayatkan akan hakikat keagungan bulan suci ini.


1. Bulan Allah. Ini kerana pada bulan ini Allah mengundang manusia malah setiap makluk menjadi tetamunya. Ia adalah pemiliknya dan menjadikannya lebih baik dari bulan-bulan yang lain.


2. Bulan puasa. Kerana Allah telah mewajibkan puasa dalam bulan ini. Hal ini akan kita bahaskan kemudian.


3. Bulan Al Quran. Allah telah menurunkan Allah Al Quran secara keseluruhannya pada bulan ini dan menjadikan bulan ini sebagai musim Al Quran. Hal ini akan kita bahaskan kemudian.


4. Bulan Islam. Ia berkait rapat akan perintah berpuasa untuk umat Islam dan turunnya Al Quran pada bulan ini yang menjadi pegangan umat Islam.


5. Bulan kesucian. Bulan kita membersihkan jiwa dan rohani kita dari segala penyimpangan dan maksiat di hadapan Allah. Dan apabila kita keluar dari bulan ini dengan penuh kesucian bagaikan bayi yang baru keluar dari rahim ibunya.


6. Bulan pembersihan. Pembersihan berbeza dengan pensucian, pembersihan adalah membuang segala kotoran yang ada. Setelah pembersihan baru akan berlaku pensucian.


7. Bulan Qiyyam. Bulan yang sepatutnya kita sibukkan diri kita dengan melakukan amal ibadah pada malamnya seperti bertahjud, membaca Al Quran dan bermunajat selain dari siangnya kita berpuasa. Hal ini akan kita bahaskan lebih lanjut lagi.


Ketika Rasulullah bersabda ‘wahai manusia telah datang kepada kamu bulan Allah’ , ini adalah peringatan kepada manusia akan bulan yang agung ini, dimana Allah menyambut tetamuNya dengan barakah, rahmat dan pengampunan. Barakah ertinya adalah kebaikan yang berterusan. Maka bulan ini adalah bulan yang kebaikannya tetap dan berterusan. Manakala rahmat pula adalah anugerah darjat yang tinggi yang diberikan oleh Allah. Dan hanya orang-orang yang berbuat baik yang akan mendapat rahmat Allah.


"sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik" al Araf : 56.


Pada bulan yang mulia ini jalan untuk mendapatkan rahmat Allah lebih mudah berbanding bulan-bulan yang lain, maka marilah kita mengambil kesempatan ini dengan sebaiknya.


Bulan yang penuh pengampunan, itu adalah janji Allah. Apakah kita ragu dengan janji Allah, apakah pernah Allah mengingkari janjiNya? Atau kita menganggap diri kita tidak pernah melakukan dosa? Apakah ada peluang yang lebih baik dari ini, bulan yang Allah menjanjikan pengampunNya. Kita adalah banduan yang berada dalam penjara kemaksiatan akibat noda-noda yang kita lakukan dan mengharapkan pengampunanNya agar roh dan jiwa kita bebas untuk berada lebih dekat kepadaNya.


Bulan, hari, malam dan detik-detiknya adalah lebih baik dari bulan-bulan yang lain. Nilai kebaikan di sini ditentukan oleh Allah bukan nilai kebaikan yang kita fahami, Allah yang menentukan bukan kita. Akal kita tidak mampu untuk menjangkau makna kebaikan di sisi Allah, ia hanya ‘dibahasakan’ dengan bulan keberkahan, rahmat dan pengampunan. Jika ada bahasa yang mampu mengambarkan lebih dari itu pasti akan Allah gunakan untuk memahamkan kita akan kebaikan bulan yang agung ini.


Apakah ada yang lebih agung dari menjadi tetamu Allah, para perindu dan pencintaNya pasti menanti saat indah ini berada disamping yang dicintai dan dirindui. Sebelum kedatangan bulan yang suci ini mereka adalah para perindu untuk menjadi tetamuNya. Ketika mereka sedang menjadi tamu mereka menjadi asyik akan keindahan dan kecantikan serta layanan Allah. Tidak mereka melihat kecuali keindahan Jamal Allah. ‘Ya Allah aku memohon dengan keindahan Mu dengan keindahannya dan seluruh keindahan Mu itu indah dan aku memohon kepada Mu dengan segala keindahan Mu’. Petikan dari doa sahur bulan ramadhan.


Menjadi tetamu Allah, kita hendaklah tahu bagaimana menjaga adab sebagai tamu. Jika menjadi tetamu istana, apa yang kita lakukan dan kita ucapkan serta pakaian yang kita kena pada diri kita dalam istana pasti berbeza dengan kebiasaan kita di luar. Begitu juga ketika kita menjadi tetamu Allah, sepatutnya jauh dari apa yang kita lakukan pada bulan-bulan yang lain. Kita hendaklah berakhlak dengan akhlak Ilahiah, akhlak Ilahiah adalah berakhlak dengan akhlak Allah. Akhlak Allah adalah asma(nama-nama) dan sifat-sifat Allah SWT. Kita mesti memenifistasikan asma dan sifat Allah dalam diri kita. Allah adalah pemberi maka kita juga perlu memiliki sifat tersebut. Tangan yang memberi lebih baik dari tangan yang menerima. Dalam menyambut tamu, Allah sendiri yang memberi makan tetamunya, kita juga perlu sedemikian.


‘kamu dalamnya menjadi ahli karamat Allah’. Karamat bukanlah satu hal yang mencerminkan keagungan atau kebesaran tetapi satu sifat yang khusus dan menonjol. Antara tujuan Allah ketika mewajibkan puasa adalah untuk menjadikan orang-orang yang beriman itu bertaqwa. Taqwa adalah syarat karamat(kemuliaan), sifat yang dimiliki oleh para Malaikat(karim). Takwa meletakkan kedudukan seorang mukmin pada maqam yang paling tinggi. Maqam kemuliaan yang menghindarkan maksiat kepada Allah. Ahli karamat Allah adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari melakukan dosa, lebih lagi ketika mereka menjadi tetamu Allah. Ini akan membuat mereka menjadi lebih dekat kepada Allah berbanding para Malaikat.


Taqwa berasaskan ibadah, dan ibadah ini dilakukan atas dasar cinta kepada Allah. Imam Jaffar As Sadiq mengatakan, ‘kami tidak menyembah Allah kecuali kerana cinta. Bukankah agama adalah kecintaan?’ tidak semua orang mampu mencapai maqam kecintaan kepada Allah. Allah adalah cita-cita orang yang mencintaiNya, bukan angan-angan atau pengharapan. Cita-cita akan mendorong kita untuk bergerak walau dari awalnya tiada kemampuan, ia akan membentuk kesabaran, kesungguhan dan ketenangan dalam mengharungi kehidupan. Kerinduan kepada Allah akan menarik manusia kepadaNya bukan selainNya, dan tidak melihat selain dariNya walau syurga sekali pun tidak akan ada nilai. Kecintaan dan kerinduan akan mendorong kita untuk mewujudkan cita-cita.


Ketika melihat orang sibuk dengan dunia, Imam Ali Zainal Abidin, cucu Rasulullah yang terkenal dengan banyak ibadah dan sujud, berdoa;


Segala puji bagi Allah…aku bersaksi bahawa Allah telah membahagi rezki hamba-hambaNya dengan adil dan mengambil dari seluruh makhlukNya dengan kemuliaan. Ya Allah, sampaikanlah selawat ke atas Muhammad dan keluarganya. Jangan Kau uji aku dengan apa-apa yang telah Kau berikan kepada mereka dan janganlah Kau uji mereka dengan apa-apa yang Kau larang bagiku. Sehingga aku akan dengki terhadap ciptaan Mu dan memandang rendah hukum Mu……lindungilah aku dari memandang rendah orang yang berilmu dan memandang mulia orang yang berharta. Sesungguhnya kemuliaan dimiliki seseorang melalui ketaatannya dan keutamaan dimiliki seseorang atas ibadah-ibadah yang dilakukannya’. Petikan dari doa dalam As Shahifah As Sajjadiyyah.


"…..nafas-nafas kamu pada bulan itu tasbih, dan tidur kamu di dalamnya ibadah dan amalan kamu di dalamnya diterima, dan doa-doa kamu di dalamnya diperkenankan, maka mintalah kepada tuhan kamu dengan niat yang benar dan dengan hati yang bersih untuk memberi kamu taufik untuk berpuasa untukNya dan membaca kitabNya. Sesungguhnya celaka sesiapa yang mengharamkan pengampunan Allah pada bulan yang agung ini…."


Bagi para perindu dan pencinta setiap langkah dan geraknya serta nafasnya adalah usaha-usaha untuk mendekatkan diri kepada yang dirindui dan dicintai. Setiap nafas adalah panggilan kecintaan dan ini pasti memiliki nilai di sisi yang dicintai. Bila Allah adalah yang dicintai dan dirindui, dan pecintaNya dan perinduNya kini menjadi tetamuNya, nafas yang mulanya adalah nafas kerinduan kini bertukar menjadi nafas yang asyik akan keAgungan dan keIndahanNya, ia adalah tasbih memuji akan keBesaranNya. Bagai seorang yang menyebut ‘ahh’ kerana kesakitan atau menarik nafas panjang ketika gelisah begitu juga nafas seorang pencinta, perindu dan asyik kepadaNya. Allah tidak akan mempersiakan pecinta, perindu dan yang asyik kepadaNya. Nafas-nafas mereka adalah apa yang difirmankan oleh Allah dalam kitab suci Al Quran "mereka yang mengingati Allah dengan zikir yang banyak". Kita memahami bahawa hal ini juga berlaku di luar bulan suci Ramadhan, tetapi untuk bulan Ramadhan ia pasti memiliki makna yang jauh lebih agung.


Kita mengetahui bahawa setiap perbuatan seorang mukmin itu ibadah, baik kerjanya, makannya, belajarnya mahupun tidurnya. Jika hal yang telah jelas disebut lagi sebagaimana dalam Rasulullah S.A.W. yang di atas, ‘tidur kamu di dalamnya ibadah’, pasti memiliki makna lain atau hakikat yang berbeza dari makna ibadah pada bulan-bulan selain bulan Ramadhan. Jika tidur itu ibadah apakan lagi perkerjaan yang lain seperti bekerja untuk menyara keluarga, menuntut ilmu, mengajar atau hal-hal yang lain, jika dilakukan dengan niat yang benar pasti akan mendapat perhatian khusus dari Allah dalam bulan yang mulia ini, kerana ‘amalan kamu di dalam bulan ini diterima’. Ini belum termasuk ibadah-ibadah khusus yang akan kita bincangkan sepanjang perbahasan ini.


Doa-doa kamu di dalamnya diperkenankan’, bayangkan jika kita menjadi tetamu seorang yang amat kaya, lalu ia berkata kepada kita, mintalah apa saja yang kamu mahukan dalam waktu yang singkat ini (waktu menjadi tamu), pasti kita tidak akan melepaskan peluang untuk memohon hajat kita kepadanya. Tetapi pada bulan Ramadhan, kita menjadi tetamu pencipta segalanya, yang melihat seluruh manusia itu faqir dan Dialah yang Maha Layak di Puji dan Maha Kaya. Yang Maha Kaya ini meminta kita untuk memohon kepadaNya…..apa saja…Ia pasti akan memperkenankan. Apakah kita wajar melepaskan peluang ini dan membiarkan ia berlalu begitu saja? Tetapi apakah permintaan sewajarnya yang patut kita pohon kepada Allah ketika ia menjanjikan akan memperkenankan doa-doa kita? Ada seorang yang berdoa dihadapan Rasulullah dengan mengatakan ‘ya Allah ampunilah Nabi dan aku’. Lalu Rasulullah bersabda "kenapa kau batasi rahmat Allah? Kenapa hanya aku dan kamu? Katakanlah seluruh orang-orang mukmin", "jika salah seorang dari kalian berdoa, maka berdoalah untuk orang banyak, sesungguhnya itu cepat dikabulkan".


Imam Hassan Al Mujthaba cucu Rasulullah, pemimpin pemuda syurga, mengisahkan bagaimana ia menyaksikan ibunya Fatimah Az Zahra binti Rasulullah, selawat dan salam Allah ke atas mereka, penghulu wanita sekian alam, sesudah mendirikan solat malam, mendoakan ramai orang sambil menyebut nama-nama mereka, lalu Imam Hassan yang ketika itu masih kecil bertanya kepada ibunya, kenapa nama-nama orang lain didahulukan, lalu wanita suci itu menjawab, ‘pertama jiran kemudian baru anggota rumah’.


Kenapa kita susah untuk mendoakan orang lain, memohonkan kesejahteraan untuk mereka, apakah kita perlu bakhil dengan apa yang bukan milik kita, Allah memiliki sifat pemurah maka kita juga perlu sedemikian. Selain dari itu untuk bulan yang mulia ini Rasululluh mengajar kita dengan mengatakan ;


mintalah kepada tuhan kamu dengan niat yang benar dan hati-hati yang bersih untuk menjayakan kamu berpuasa untukNya dan membaca kitabNya.’ Rasulullah mengajar kita untuk memohon kepada Allah sesuatu yang di luar batas-batas material, sesuatu yang jauh lebih hebat dari kenikmatan material, iaitu kekuatan berpuasa untuk Allah dan membaca kitab suci Al Quran. Diri kita sering diikat dengan belengu-belengu material, kini masanya untuk kita mengangkat darjat keinsanan ke maqam insanul kamil, insan yang sempurna di sisi Tuhan Yang Maha Pengampun. Antara jalan-jalan yang perlu dilalui oleh para pencinta dan perindu kepada Allah, mudah-mudahan Allah memasukkan kita dari golongan tersebut, dengan memuliakan diri dengan berpuasa pada bulan suci Ramadhan dan membaca kitab suci Al Quran.


Puasa


Kalimah ‘saum’ atau puasa ertinya dalam bahasa arab adalah menahan diri dari melakukan apa juga perbuatan seperti makan, minum, berjalan, berkata-kata dan lain-lain lagi. Kalimah ini telah digunakan oleh orang-orang arab sebelum kedatangan Islam dan berbeza dari apa yang difahamkan oleh syariat kepada kita hari ini.


Firman Allah dalam surah al Baqarah, ayat 187

"makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam(fajar), kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam" dan di ayat 183


"Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertaqwa"

Dari kedua ayat di atas kita boleh melihat ibadah puasa yang dijalankan ada dua sisi iaitu jasmani dan rohani. Ayat yang pertama mengisyarahkan kepada unsur jasmani, iaitu orang yang berpuasa perlu menahan diri dari makan dan minum dan unsur-unsur kenikmatan yang lain. Dalam bab fekah kita mempelajari perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa. Jika orang yang berpuasa menjaga hal-hal tersebut, puasanya di anggap sah. Tetapi apakah bererti puasanya akan diterima oleh Allah? Kita dapat melihat hampir seluruh umat Islam yang sudah mencapai maqam baliq mengerjakan ibadah puasa. Mereka berlapar dahaga hingga sampai waktu azan maghrib dan bila tiba waktu berbuka, mereka menikmati juadah puasa tetapi berapa ramaikah antara kita memiliki prespektif pelik akan ibadah yang mulia ini hingga sebahagian dari kita menganggapnya sebagai satu ritual kebudayaan atau keterpaksaan?.


Oleh kerana orang semua berpuasa maka kita juga berpuasa. Apakah ada di kalangan kita yang beranggapan bahawa waktu kita berlapar dahaga seakan kita berada dalam penjara dan bila tiba waktu berbuka, dengan lahapnya kita membalas dendam kelaparan sepanjang hari?. Apakah kita tidak ubah umpama lembu yang semalaman di kurung dan bila waktu dilepaskan, berebut-rebut melahap rumput? Apakah layak kita menjadi tetamu Allah dengan berpakaian haiwan? Kita sendiri meletakan diri kita seperti haiwan malah lebih buruk dari haiwan. Mungkin dari sisi fekah puasa kita sah tapi apakah diterima oleh Allah, satu hal yang berbeza.


Pada sudut yang lain, puasa adalah unsur rohani. Ayat yang kedua Allah menjelaskan bahawa sebab kenapa manusia diwajibkan berpuasa adalah untuk mencapai darjat kebersihan diri dan ketaqwaan. Rasulullah bersabda, "untuk setiap sesuatu ada zakatnya, dan zakat badan adalah puasa". Puasa adalah proses pembersihan badan manusia, tetapi bukan hanya unsur jasmani sahaja tetapi termasuk rohaninya sekali. Taqwa adalah unsur yang bersangkutan dengan rohani dan spritual manusia, tanpanya puasa itu hanya sekadar berlapar dahaga saja. Dengannya puasa kita akan diterima oleh Allah. Taqwa mengangkat kita ke darjat kemuliaan dan kebebasan. Bebas dari menjadi hamba selain dari Allah, khususnya hamba kepada hawa nafsu kita kepada menjadi hamba Allah. Kehinaan maqam haiwaniah ke maqam kemuliaan insaniah. Dari kedudukan yang jauh dari Allah menjadi dekat kepadaNya. Dari maqam kekalahan kepada kedudukan kemenangan. Dari perlaku maksiat kepada kelazataan ketaatan.


Taqwa adalah hal yang berasaskan kecintaan bukan ketakutan sebagai yang dianggap oleh sebahagian orang. Ibadah kepada Allah kerana cinta kepadanya bukan kerana tamakkan syurgaNya atau takutkan seksaanNya. Hadis Rasul ada menyebutkan "Allah itu indah dan menyukai setiap yang indah" , apakah yang indah itu menakutkan atau akan membuat kita mahu lebih hampir kepadanya?. Ketakutan itu perlu ada tapi disebabkan kekurangan yang kita miliki baik dari ibadah mahupun kesyukuran yang kita panjatkan kepadaNya. Maka perindahkanlah ibadah kita kerana Allah menyukai yang indah.


Oleh itu puasa bukan saja menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkannya secara jasmani saja tetapi merangkumi hal-hal yang bersifat spritual juga. Setiap dosa dan maksiat seperti mengumpat, melihat perkara yang haram, mendengar perkara yang diharamkan oleh Allah secara kerohaniannya telah membatalkan puasa, walau secara fekah ia sah. Puasanya itu hanya tinggal sebagai puasa jasmani saja dan tidak memiliki nilai di sisi Allah. Sebagaimana yang disebut dalam petikan hadis tentang bulan suci Ramadhan ini, "……perliharalah lidah-lidah kamu, tutuplah mata-mata kamu dari apa yang tidak halal untuk kamu melihatnya dan pekakkan telinga kamu dari apa-apa yang kamu dilarang untuk mendengarnya…."

Khususnya untuk para wanita, amati jawapan Rasulullah terhadap soalan anaknya Fatimah Az Zahra, selawat dan salam Allah ke atas mereka, tentang sifat wanita yang baik, "wanita yang baik adalah yang tidak dilihat oleh yang bukan muhrim dan tidak melihat yang bukan muhrim".


Dalam sebuah hadis qudsi yang mahsyur Allah S.W.T berfirman "Puasa adalah untuk Ku dan Aku sendiri yang akan memberi ganjarannya"

Bulan adalah bulan Allah, kita adalah tetamunya, antara adab yang Allah telah wajibkan kita ketika menjadi tetamunya adalah berpuasa, maka puasa itu milik Allah S.W.T. malah setiap doa dan ibadah yang lain kita lakukan juga adalah milik Allah. Allah sendiri yang akan memberi ganjaran bagi orang yang berpuasa, dan tidak ada ganjaran yang lebih agung dari berjumpa dengan Allah. Sabda Rasulullah ‘orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, ketika berbuka puasa dan ketika bertemu Allah’. Jika kita telah sampai ke maqan hakikat puasa bererti kita akan sentiasa bertemu dengan Allah dan akan abadi dengan keabadian Allah. "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa" Al Qamar 54-55.


Munajat orang-orang taat kepada Allah, Imam Ali Zainal Abidin


Ya Allah, berilah kami ilham untuk taat kepada Mu, jauhkan kami dari maksiat kepada Mu, mudahkan keinginan kami untuk sampai pada ridha Mu.


Letakkan kami di tengah-tengah taman Mu, hapuskan awan was-was yang menghalangi pandangan kami, bukalah keraguan dan tabir yang menutupi hati kami.


Hapuskanlah kesalahan dari batin kami, tetapkan kebenaran di dalamnya, sesungguhnya keraguan dan prasangka menyuburkan fitnah dan mengeruhkan kurnia dan kemurahan. Ya Allah, angkatlah kami dengan perahu keselamatan Mu, berilah kami kenikmatan dalam bermunajat kepada Mu, berilah aku minum dari telaga cinta Mu, biarlah kami merasakan manisnya kasih sayang dan kedekatan dengan Mu.


Jadikan jihadku hanya untuk mencari redhaMu, cita-citaku untuk taat kepada Mu, bersihkan niatku dalam bermuamalah dengan Mu dan untuk Mu, dan tiada wasilah untuk kami kepada Mu kecuali dengan Mu.


Ya Ilahi , tempatkanlah aku di antara orang-orang yang terpilih yang baik, pertemukan aku dengan orang-orang soleh yang bijak yang mendahului meraih kemuliaan, yang berlumba-lumba dalam kebaikan yang beramal sisa amal soleh, yang berusaha untuk meraih darjat yang tinggi.


Sesungguhnya Kau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan suka mengabulkan dengan rahmat Mu wahai yang Terkasih dari semua yang mengasihi. Sabda Rasulullah,


orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, ketika berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Allah"

Pada perbahasan sebelum ini kita telah mengatakan bahawa puncak dari kenikmatan berpuasa adalah bertemu dengan Allah. Tiada nikmat yang lebih agung dari itu. Satu lagi nikmat orang yang berpuasa adalah ketika ia berbuka. Imam Jaffar As Sadiq, salah seorang dari keturunan Rasulullah, yang di anggap sebagai guru kepada mazhab empat, mengatakan, "Allah mewakilkan seribu malaikat yang mengusap muka orang yang sedang berpuasa dan kehausan pada hari yang sangat panas sampai waktu berbuka. Pada saat itu mereka memberikan khabar gembira kepadanya dan ketika ia hendak berbuka Allah berfirman kepadanya. ‘Alangkah wanginya kamu dan alangkah wanginya ruhmu, wahai malaikat-malaikat Ku, saksikanlah bahawa Aku telah mengampuni dosa-dosanya.’". Alangkah bahagianya orang-orang yang puasanya diterima oleh Allah. Mereka berjaya meletakan diri mereka kepada kedudukan kemuliaan, mereka adalah orang-orang yang mencintai Allah dan Allah juga mencintai mereka. Mereka pada maqam berbicara dan berdailog dengan Allah. Setiap kali mereka menyebut "Ya Allah" ketika berbuka "Ya Allah untuk Mu aku berpuasa dengan rezki Mu aku berbuka dan ke atas Mu aku bertawakal", Allah akan menyahut panggilan mereka "wahai hamba Ku". Segala keinginan mereka akan diperkenankan oleh Allah, kerana pada waktu berbuka adalah antara waktu-waktu yang terbaik untuk berdoa kepada Allah. Pasti para pencinta Allah tidak akan melepaskan peluang untuk berdailog dan berbicara dengan yang dicintai.

Bulan Al Quran Sabda Rasulullulah "setiap sesuatu ada musimnya, Bulan Ramadhan adalah musim Al Quran"


Pada musim bunga, kita akan menyaksikan bunga-bunga bersemi indah, dan semua orang akan dapat menikmati keindahannya. Begitu juga jika musim buah-buahan tertentu, dimana-mana kita akan melihat orang menikmati buah tersebut. Bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran dan musim Al Quran. Sewajarnya orang-orang mukmin yang berpuasa menyibukkan diri mereka dengan Al Quran, dengan membaca dan tadabur (meneliti ayat-ayat Al Quran). Sabda Rasulullah dalam sambungan hadis tentang bulan Ramadhan di atas; "sesiapa yang membaca satu ayat dari Al Quran, untuknya pahala seseorang yang mengkhatamkan al Quran pada bulan-bulan yang lain" , kenapa mesti kita lepaskan peluang ini, kenapa kita tidak indahkan puasa kita dengan membaca ayat-ayat Allah. Dalam sebuah hadis Qudsi , Allah bertanya kepada Nabi Musa a.s., ‘kenapa kau tidak bermunajat kepada ku Musa?, Nabi Musa menjawab; ‘aku berpuasa dan orang yang berpuasa mengeluarkan bau yang busuk dari mulutnya’, maka Allah berfirman ‘bau ini wangi di sisi para malaikat, maka tiada yang menghalang kau dari bermunajat’ Rasulullah bersabda, ‘Demi yang jiwa Muhammad di tanganNya bahawa bau busuk dari mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari misk (minyak wangi dari darah kijang)’.


Kurangkan percakapan perbanyakan membaca Al Quran. Sabda Rasulullah ‘perbaguskan mulut-mulut kalian kerana sesungguhnya mulut-mulut kalian ada jalan laluan Al Quran’. Seorang guru akhlak pernah mengatakan, ‘jika kamu ingin Allah berbicara dengan kamu, bacalah Al Quran, kerana ia adalah kalam Allah, jika kamu ingin berbicara dengan Allah banyakkan solat dan bermunajat kepadaNya, dan jika ingin tahu akan perpustakaan rahsia Allah, ziarahlah kubur, kerana di situ tersimpan rahsia-rahsia Allah’. Kita menjadi tetamuNya, Ia ingin berbicara dengan kita dan kita berbicara denganNya, maka hendaklah kita banyak membaca Al Quran dan mendirikan solat. Jika kita mampu, dalam bulan yang mulia ini kita khatamkan al Quran setiap hari, jika tidak, tiga hari sekali, jika tidak dengan tiga kali khatam, jika tidak mampu juga dengan sekali khatam.


Jagalah hak-hak Al Quran, Al Quran akan menjaga hak-hak kita. Setiap bau busuk yang keluar dari mulut orang yang berpuasa adalah wangian bagi para Malaikat, dan mereka akan memuji-muji wangian tersebut. Jangan kita jual percakapan kita dengan harga yang murah kerana nilai kita adalah syurga, jangan kita jual dengan harga yang lebih murah dari syurga. Jadikan mulut-mulut kita sebagai laluan kalam Allah dan jangan sebagai jalan untuk bermaksiat kepadaNya.


Al Quran yang suci diturunkan pada bulan yang suci, pada malam yang suci dan pada jiwa yang suci. "kami telah turunkannya (al Quran) pada malam Al Qadr". Al Quran Adalah hadiah Allah kepada Rasulullah dan umatnya atas kebersihan dan kesucian diri yang telah mereka lakukan dengan menjalankan ibadah puasa. Al Quran begitu agung diturunkan secara ‘daf’ie’ sekali gus, pada malam Al Qadr ke dalam dada Rasulullah dan Rasulullah ajarkan kepada umatnya, tetapi mereka mesti disucikan terlebih dahulu, sebagaimana firman Allah "Dialah yang telah mengutus pada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, membacakan kepada mereka ayat-ayatNya dan mensucikan mereka dan mengajar mereka kitab dan hikmah dan sesunggunya mereka sebelum ini berada dalam kesesatan yang nyata". Asas kepada pendidikan Al Quran adalah penyucian, selagi tidak suci, selagi itu Al Quran tidak akan memberi manafaat malah akan memudaratkan. Bulan Ramadhan adalah bulan pembersihan dan penyucian dengan berpuasa, hadiah yang Allah berikan kepada para tetamuNya adalah Al Quran. Ia adalah kalam Allah yang datang dari Allah sendiri. "Puasa adalah untuk Ku dan Aku sendiri yang akan memberi ganjarannya", Al Quran adalah antara ganjaran Allah, mujizat Allah dan pedoman untuk orang mukmin sepanjang zaman.


Imam Ali bin Abi Talib ketika mensifati Al Quran, mengatakan ‘Allah telah menjadikan Al Quran minuman untuk dahaga para ulamak dan musim semi untuk hati-hati para fuqaha dan tujuan untuk perjalanan orang-orang soleh, dan penyembuh yang tiada sakit selepasnya, cahaya yang tiada bersamanya kegelapan’.


Setelah khatam Al Quran, Imam Ali bin Abi Talib membaca doa; "Ya Allah lapangkanlah hati kami dengan Al Quran, perlakukanlah badan kami dengan Al Quran, pergunakanlah lidah kami dengan Al Quran, dan bantulah kami ke atas Al Quran sepanjang Kau kekalkan kami, sesusungguhnya tiada kuasa dan kekuatan kecuali dengan Mu"


"Sesungguhnya celaka sesiapa yang mengharamkan pengampunan Allah pada bulan yang agung ini…"


Apakah ada yang lebih musibah dari ini? Bila Allah mahu mengampunkan kita, kita yang mengharamkan diri kita dari menerima pengampuan Allah. Kita sombong dengan kejahilan kita, angkuh dengan maksiat yang kita lakukan, khususnya pada bulan ini. Zahirnya mungkin kita berpuasa, tetapi dalam waktu yang sama, lidah kita adalah senjata tajam yang memakan daging-daging saudara kita dengan memperkatakan mereka di belakang mereka (ghaiba). Mata kita adalah anak-anak panah iblis yang memandang kepada perkara-perkara yang Allah telah haramkan untuk kita melihatnya. Telinga-telinga kita begitu asyik mendengar hal yang ghaiba dan haram. "tutuplah mata-mata kamu dari apa yang tidak halal untuk kamu melihatnya dan pekakkan telinga kamu dari apa-apa yang kamu dilarang untuk mendengarnya…."


Anggota badan kita kini telah menjadi tentera syaitan. Kita telah membuka rantai-rantai syaitan yang telah di rantai oleh Allah pada bulan yang suci ini. "dan para syaitan akan di rantai pada bulan ini dan mintalah dari Allah untuk dilindngi dari dikuasai oleh mereka". Kita telah membuka seluasnya pintu-pintu neraka yang telah ditutup oleh Allah pada bulan yang mulia ini. "dan pintu-pintu neraka tertutup maka mintalah dari Tuhan kamu supaya ianya tidak terbuka untuk kamu". Kita sendiri yang menjauhkan diri kita dari rahmat Allah. Kita sendiri yang telah membina tembok pemisah antara kita dengan pengampunan Allah. Dimanakah kita akan meletakan muka kita apabila segala amalan diperlihatkan. Kita anggap remeh hal itu disebabkan kita tidak yakin tentangnya. Kita hanya ada ilmu tentang hari pembalasan tapi tidak yakin. Yakin adalah maqam yang agung dan orang-orang yang semacam kita jauh dari memilikinya.


Apabila kita berpuasa kita hanya faham kita tidak boleh makan dan minum. Dan apabila berbuka kita makan dengan lahapnya. Puasa kita tidak ada rohnya sama sekali, seperti badan yang tanpa nyawa, tanpa roh…bangkai…puasa kita adalah umpama bangkai. Kita tidak puasakan mata, telinga, akal fikiran dan anggota badan kita yang lain dari hal yang haram.


"ingatlah kelaparan dan dahaga kamu dalan bulan itu lapar dan dahaga pada hari kiamat"


Berpuasa memiliki tiga hikmah, dan dalam syariat disebutkan ketiga-tiga bentuk hikmah ini. Yang pertama adalah makna awam iaitu ketika Allah mewajibkan ke atas kita puasa supaya yang kaya antara kita akan merasai bagaimana kehidupan yang dialami oleh orang-orang yang susah antara kita. Ini akan menimbulkan sifat tawadhu dan rendah diri orang yang berada dan akan membuat mereka tidak merasa bakhil untuk mengeluarkan harta mereka membantu orang-orang yang memerlukan.


Hikmah yang kedua dari berpuasa adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di atas, ini makna khas, supaya lapar dan dahaga kita, baik yang kaya mahu pun yang miskin akan menyedarkan kita bahawa satu hari nanti, pada hari perhitungan di pandang mahsyar yang mana kita akan merasa dahaga dan lapar, mengharapkan akan perhitungan Allah dipercepatkan. Maka itu dengan mengingatkan kelaparan dan kehausan pada hari tersebut kita akan membetulkan puasa kita agar ia memiliki roh dan akan diterima oleh Allah.


Hikmah yang ketiga adalah makna khas yang khusus. Iaitu menjadikan manusia lebih baik dari para malaikat. Ini adalah makna agung dari puasa, menjadikan manusia insannul kamil. Malaikat sebagaimana yang kita tahu adalah makhluk yang dekat dengan Allah, mereka memiliki akal dan sentiasa taat kepada Allah. Mereka tidak makan dan tidak minum kerana ciptaan asal mereka sedemikian berbeza dengan manusia yang Allah ciptakan memiliki akal dan nafsu. Allah letakkan syariat untuk dipatuhi oleh manusia, supaya mereka mencapai maqam yang lebih agung dari malaikat, lebih dekat kepadaNya berbanding malaikat. Puasa adalah salah satu antara perintah Allah ke atas manusia. Manusia yang memiliki nafsu dan keinginan untuk makan, kerana taat kepada Allah ia tinggalkan makan dan minumnya. Oleh kerana maqam manusia ini begitu hampir kepada Allah, maka Allah sendiri yang memberi balasan orang yang berpuasa.


"Puasa adalah untuk Ku dan Aku sendiri yang akan memberi ganjarannya".

Tetapi ada satu lagi jenis puasa yang terkeluar dari ketiga-tiga makna di atas, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah , ‘berapa banyak orang berpuasa dan tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang bangun di malam hari untuk ibadah, tidak mendapatkan apa-apa kecuali berjaga malam saja


Mudah-mudahan Allah tidak memasukkan kita dalam golongan ini, yang rugi di dunia dan akhirat.


"dan bersedekahlah ke atas para fakir dan miskin kamu,"

Ambillah peluang untuk bersedekah kepada fakir miskin, memberi dan tidak meminta adalah sifat Allah, bersifatlah dengan sifat Allah, berilah atas kemampuan kita dan ia tidak akan memfakirkan kita. Sifat memberi dan bersedekah ini adalah sifat orang yang mengerjakan solat. Dalam surat Al Ma’arij dari ayat 22 hingga 35 Allah mengkhabarkan sifat-sifat oleh yang mendirikan solat antaranya ayat 24 dan 25 " yang mereka itu berterusan dalam solat mereka. Dan orang-orang yang dalam hartanya ada hak-hak yang tertentu. Untuk orang-orang yang meminta dan yang tidak meminta".


Bulan ini dan berpuasa mengajar kita untuk bersederhana dalam kehidupan dan tidak boros kerana Allah membenci orang yang boros dan menganggap mereka sebagai saudara syaitan. Orang-orang yang benar puasa mereka adalah orang-orang yang benar dalam solat mereka. Mereka mengetahui pada rezki yang Allah berikan kepada mereka ada hak-hak orang lain yang Allah kirim melalui mereka. Cukup untuk mereka kadar yang tertentu dari rezki yang telah dilimpahkan ke atas mereka.


"hormatilah orang-orang tua kamu dan berilah belas kasih kepada anak-anak kamu".


Antara perkara yang mendukung ketaqwaan adalah penghormatan ke atas orang-orang tua kita, ibu dan ayah kita. Derhaka kepada mereka adalah antara maksiat yang paling besar. Ketika Allah berfirman "janganlah kamu katakan kepada kedua orang tua kamu "ahh" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkan diri kamu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, wahai Tuhanku , kasihanlah mereka berdua, sebagaimana mereka telah memeliharaku sewaktu kecil" al Isra, ayat 23-24.


Wahai tetamu Allah marilah kita memperlipatkan kasih sayang dan penghormatan kita kepada kedua ibu bapa kita khususnya pada bulan yang mulia ini. Allah memuliakan mereka dan menjadikan keredhaan mereka sebagai syarat keredhaanNya. Jika mereka masih hidup, hendaklah kita berbakti kepada mereka, buatlah hati mereka senang, jangan derhaka kepada mereka. Jika Allah melarang untuk kita mengatakan ‘ahh’ kepada mereka apa lagi jika kita mengherdik mereka dan memperlakukan yang tidak wajar kepada mereka. Ambillah peluang untuk memperbaiki kesalahan kita ke atas mereka sementara mereka masih hidup. Dapatkan keredhaan Allah melalui keredhaan mereka. Tingkatkanlah ketaqwaan kita dengan menghormati mereka pada bulan yang sepatutnya kita mencapai maqam taqwa. Jika mereka sudah tiada lagi, jangan merasa puas dengan mendoakan mereka, buatlah kebaikan dengan atas nama mereka. Mudah-mudahan doa-doa kita akan menemani mereka dalam kesunyian alam kubur.


Kita juga mesti memenuhkan hari-hari kita dengan rasa kasih sayang kepada anak-anak kita. Berikan mereka sarana pendidikan yang terbaik yang kita mampu berikan. Terapkan nilai-nilai akhlak yang universal kepada mereka, agar mereka membesar dengan mengetahui apa yang perlu mereka lakukan untuk menjadi peribadi yang mulia. Tetapi jangan kita paksakan untuk menerapkan kepribadian kita kepada mereka kerana mereka akan hidup dalam alam yang berbeza dari kita.


Rasulullah bersabda, ‘siapa yang memiliki anak kecil, hendaklah menjadikan dirinya kecil untuk anaknya’. Sudah tentu yang dimaksudkan oleh Rasulullah di sini adalah berperangai seperti anak kecil, agar mereka dapat bermain dengan ibu bapanya. Ciumlah mereka selalu sebagai tanda kasih sayang kepada mereka. Rasulullah bersabda, ‘siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi’. Mengenai pendidikan dan hubungan anak dan orang tua, kita perlu merujuk lebih lanjut lagi kepada buku-buku yang membahaskan hal tersebut.


"berbuat baiklah ke atas anak-anak yatim, maka anak-anak yatim kamu akan diperlakukan dengan baik juga"


Perhatikan anak-anak kita, bagaimana keadaan mereka jika kita tiada lagi di atas muka bumi ini. Bagaimana perasaan mereka kehilangan kasih sayang dan tempat berlindung ketika mereka masih kecil. Nilai perasaan itu, kita akan tahu, kita kalau boleh tidak mahu meninggalkan mereka dalam usia mereka masih kecil. Hal ini akan membuat kita sedar bagaimana perasaan anak-anak yatim yang ada. Berbaktilah kepada mereka, buat sesuatu hingga mereka menganggap kita adalah ayah dan ibu mereka. Muliakanlah mereka, Allah akan memuliakan kita, khususnya pada bulan yang mulia ini. Sesiapa yang memuliakan anak yatim pada bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia bertemu denganNya. Ketika Imam Ali bin Abi Talib syahid, anak-anak yatim kota Kufah yang paling bersedih kerana ketika Imam Ali masih hidup mereka merasakan kasih sayang seorang ayah. Dengan permergiannya maka baru mereka tahu apa erti keyatiman.


"bertaubatlah kepada Allah terhadap dosa-dosa kamu"


Jiwa kita tidak tenang akibat dosa-dosa yang telah kita lakukan, bertaubatlah kepada Allah dengan menyesali apa yang telah kita lakukan dan berikrar untuk tidak mengulanginya lagi serta memperbaiki diri kita. Taubat yang di terima oleh Allah akan membuat diri kita bersih dan akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Bertaubat kepada Allah tidak hanya pada bulan Ramadhan tetapi alangkah indahnya ketika kita menjadi tamuNya kita bertaubat kepadaNya kerana Ia menjanjikan untuk memperkenankan segala hajat kita.


Selamat Berpuasa Kepada Semua

Di kesempatan ini dan di bulan yang mulia ini saya mengucapkan selamat berpuasa di bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkatan ini kepada semua kaum muslimin dan muslimat yang beragama Islam. Tidak kira di mana anda berada diharapkan gembira dengan kedatangan bulan ini. Lakukan ibadat ini dengan penuh khusyuk dan sempurna semoga mendapat pahala dan keberkatan dari Ilahi. Amin.

Tuesday, August 18, 2009

Malayan Union

Malayan Union yang ditubuhkan pada 1 April 1946 selepas Perang Dunia II merupakan sebuah gabungan Negeri-Negeri Melayu dengan Negeri-Negeri Selat (tanpa Singapura) untuk menjadi pengganti British Malaya.

Rasional untuk pembentukan Malayan Union

Seawal 1942, kerajaan British telah menubuhkan "Unit Perancangan Tanah Melayu" di United Kingdom untuk menyediakan pembinaan semula Tanah Melayu selepas Perang Dunia II tamat. Unit perancangan tersebut dinamakan sebagai Malayan Planning Unit (MPU) dan Diketuai oleh Mejar-General Ralph Hone.Hone diberi tugas untuk merangka satu bentuk pentadbiran baru untuk Tanah Melayu selepas perang tamat.Akhirnya selepas semua perbincangan berlaku maka cadangan untuk mencadangkan penggabungan Negeri-negeri Melayu Bersekutu, Negeri-negeri Melayu Tak Bersekutu, Pulau Pinang, dan Melaka menjadi Malayan Uniondiusulkan , sedangkan Singapura dikekalkan sebagai tanah jajahan yang berasingan.

Rancangan Malayan Union mengekalkan Singapura sebagai suatu tanah jajahan yang berasingan disebabkan ketakutan bahawa penentangan orang Melayu terhadap penyertaan Singapura akan menjejaskan penerimaan rancangan tersebut. Terdapat kesangsian tradisional di kalangan peniaga-peniaga Tanah Melayu bahawa sektor perniagaan Singapura akan menjejaskan kepentingan mereka. Selain itu, pihak British juga takut bahawa pemasukan dasar kewarganegaraan yang liberal akan mengakibatkan ketakutan pemimpin-pemimpin Melayu disebabkan bilangan orang Cina Singapura yang besar. Bagaimanapun, kerajaan British juga hendak menjadikan Singapura sebagai sebuah pangkalan tentera laut untuk operasi strateginya di Timur Jauh.Namun begitu tujuan utama British mengecualikan penyertaan singapura kedalam Malayan Union adalah disebabkan oleh kepentingan ekonominya di Singapura, kedududkan strategik Singapura sebagai pelabuhan dan Pelbagai lagi faktor yang berteraskan kepada kegiatan ekonomi mendorong pihak British untuk mengekalkan singapura sebagai kononnya Tanah jajahan London.

Kebanyakan buku-buku Inggeris menyatakan salah satu daripada sebab utama untuk pembentukan 'Malayan Union' ialah hasrat kerajaan British untuk menyediakan Tanah Melayu terhadap kemerdekaan. Ia dilihat sebagai satu kewajaran kerana pihak British telah pun menandatangani Piagam Atlantik pada 14 Ogos 1941 yang mengisytiharkan bahawa semua negara-negara dunia berhak untuk menentukan dan memerintah negara sendiri dalam erti kata lain 'Merdeka', Maka, pihak Britain terikat untuk memberikan kemerdekaan kepada Tanah Melayu. Bagaimanapun, banyak pihak di Tanah Melayu ketika itu mempercayai bahawa rancangan itu hanya menukarkan taraf negeri-negeri Melayu daripada sebuah negeri naungan menjadi sebuah tanah jajahan British. Di mana ia dilihat sebagai satu usaha untuk memanjangkan lagi tempoh penjajahan British di Tanah Melayu dengan cara berpura-pura berusaha untuk memberikan kemerdekaan kepada Tanah Melayu, sedangkan kuasa pemerintah Tanah Melayu ketika itu, iaitu sultan-sultan telah pun dilucutkan melalui pembentukan Malayan Union.

Butiran utama Malayan Union

Rancangan Malayan Union yang akan melibatkan Negeri-Negeri Selat, tetapi tidak termasuk Singapura, akan terdiri daripada Majlis Perundangan dan Majlis Mesyuarat Kerajaan yang diketuai oleh seorang Gabenor British. Sultan-sultan Melayu masih akan mengekalkan kedudukan masing-masing tetapi dalam bidang kuasa yang sangat terhad, iaitu berkaitan tentang agama Islam dan adat Istiadat orang Melayu sahaja. Sebaliknya pihak British akan terus memerintah melalui sebuah majlis penasihat yang diluluskan oleh gabenor Malayan Union. Kerajaan Malayan Union akan mengambil alih semua aset negeri-negeri Melayu, kecuali aset yang berkaitan dengan agama Islam dan harta peribadi sultan-sultan. Di Pulau Pinang dan Melaka yang tidak mempunyai sultan, Pesuruhjaya Residen akan menjadi ketua pentadbiran. Beliau diberi banyak kuasa dan hanya bertanggungjawab kepada Gabenor. Ini sekaligus menunjukan kedaulatan British di Tanah Melayu. Di mana pihak British bertindak mengawal semua perkara mengenai Tanah Melayu. Dan mereka lebih berkuasa berbanding sebelum pendudukan Jepun.

Skim Malayan Union juga mencadangkan undang-undang baru yang memberikan kewarganegaraan kepada semua orang yang dilahirkan di Tanah Melayu dan Singapura, serta pendatang yang tinggal di sana selama sekurang-kurang 10 tahun daripada 15 tahun sebelum 15 Februari 1942. Semua warganegara Malayan Union yang baru itu akan mempunyai hak-hak yang sama, termasuk penerimaan masuk untuk perkhidmatan awam. Akhir sekali, kewarganegaran Tanah Melayu diberikan kepada semua tanpa diskriminasi kaum dan kepercayaan atau pun turut dikenali sebagai 'jus soli'.

Peringkat memperkenalkan Malayan Union

Cadangan untuk rancangan Malayan Union diumumkan oleh Edward Gent, Penolong Setiausaha Rendah Tetap bagi Tanah Jajahan British, buat pertama kali di Parlimen United Kingdom pada Januari 1944. Wilayah-wilayah Borneo juga dimasukkan dalam rancangan yang asal tetapi kemasukan itu kemudian dikeluarkan daripada cadangan yang terakhir kerana ketidaksediaan pihak kerajaan Borneo yang pada masa itu dan masih lagi berada dalam keadaan yang kurang stabil. Pada musim bunga 1944, Pejabat Kolonial menjemput Sir Harold MacMichael, untuk pergi ke Tanah Melayu untuk mendapatkan tandatangan daripda raja-raja Melayu. Sir Harold Macmicheal bukanlah seorang yang arif tentang Tanah Melayu, beliau tidak pernah berkhidmat di Tanah Melayu. Tetapi kerajaan British yang kerap menerima maklumat salah mengenai Tanah Melayu dan orang Melayu percaya bahawa Sir MacMicheal pernah berkenalan baik dengan beberapa putera-putera dari Tanah Melayu.Pemerintahan Tentera British (BMA) merupakan masa yang paling sesuai bagi MacMichael untuk mendapatkan tandatangan daripada Raja-raja Melayu kerana keadaan ketenteraan amat sesuai dijadikan asas ugutan untuk mendapatkan tandatangan Raja-raja Melayu.Beliau hanya mengambil masa selama 22 hari untuk mendapatkan tandatangan daripada kesemua pemerintah Tanah Melayu hasil daripada ugutan yang amat bersesuaian dengan keadaan pada masa itu. Pada 3 September 1945 , ketika pihak British sedang menjalani pendudukan semula di Tanah Melayu, Kabinet British memberikan kebenaran untuk dasar Tanah Melayu yang baru dan bersetuju dengan misi MacMichael.

Memperoleh tandatangan daripada sultan-sultan tidak sebegitu susah seperti yang dijangka. Mac Michael telah bertindak memaksakan sultan-sultan Melayu untuk menerima cadangan-cadangan pihak British dan tidak memberikan masa untuk baginda-baginda berunding dengan majlis masing-masing, malah Sultan yang enggan menandatangani perjanjian tersebut diugut akan digantikan dengan sultan yang lain di atas tuduhan bekerjasama dengan Jepun semasa Perang Dunia II. Pada 21 Disember, setiap Sultan atau Pemangku Raja telah memeterai perjanjian yang baru dengan Sir Harold MacMicheal. Bagaimanapun, sebilangan daripada sultan-sultan itu menyatakan keraguan terhadap syarat-syarat perjanjian itu, tetapi disebabkan oleh ugutan yang mendakwa pe baginda-baginda sultan memainkan peranan semasa pendudukan Jepun di Tanah Melayu telah memaksa sultan-sultan itu untuk merelakan Malayan Union untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada pihak British dan mereka juga bimbang akan kehilangan tahta. Tanpa disedari oleh sultan-sultan ini ialah semua perjanjian terdahulu yang mengakui hak kedaulatan sultan-sultan Melayu dimansuhkan. Dengan itu, kepura-puraan pihak British bahawa mereka ingin membantu sultan-sultan Melayu untuk memerintah dihapuskan.

Setelah menerima perjanjian-perjanjian itu, pihak British mendedahkan rancangan Malayan Union dalam suatu Kertas Putih pada akhir bulan Januari 1946.berserta Kertas Putih satu lagi usul telah dikeluarkan iaitu pembatalan undang-undang NNS & NNMB yang wujud sebelum ini dan digantikan dengan kesatuan Malaya yang Baru iaitu Malayan Union.

Gerak balas daripada kaum Melayu

Bertentangan dengan jangkaan British, penduduk Melayu, yang biasanya bersikap lemah lembut dan sering boleh di arah untuk melakukan itu dan ini telah bangun bersama-sama untuk membantah skim yang baru itu. Komuniti Cina dan India juga tidak ghairah dan telah mengkritik sesetengah peruntukan yang terdapat di dalam kertas putih Malayan Union. Pemimpin-pemimpin Melayu dan pesara-pesara British daripada Perkhidmatan Awam di Tanah Melayu telah mengetuai bidasan terhadap rancangan Malayan Union, dan membidas MacMichael kerana menggunakan 'ugutan' untuk memperolehi persetujuan daripada sultan-sultan Melayu. Pegawai-pegawai ini bertindak meLobi Tanah Melayu di Parlimen antara bekas pegawai-pegawai Perkhidmatan Awam Tanah Melayu yang mengambil bahagian adalah Frank Swettenham, George Maxwell, R. O. W. Winstedt, Cecil Clementi dan Laurence Guillemard. Mereka turut menulis surat-surat kepada akhbar nasional dan untuk merayu kepada Perdana Menteri United Kingdom agar menghentikan usaha menukar status Tanah Melayu daripada negeri naungan kepada tanah jajahan. Kegiatan seumpama ini mewujudkan tanggapan bahawa terdapat tentangan yang hebat terhadap Malayan Unionbukan sahaja daripada penduduk Tanah Melayu malahan daripada pegawai dalaman British sendiri.

Sultan-sultan Tanah Melayu juga telah terpengaruh oleh perasaan anti Malayan Union yang dianjurkan oleh pegawai-pegawai Melayu dan rakyat Melayu. ini mengheret baginda sultan untuk membantah secara terbuka terhadap cara yang digunakan oleh MacMichael untuk memperoleh tandatangan baginda-baginda untuk perjanjian baru itu. Sultan-sultan tersebut menolak rancangan Malayan Union dan cadangan untuk menghantar sutu perwakilan ke London untuk memansuhkan rancangan itu telah disuarakan. Bagaimanapun, sudut pandangan orang Melayu disampaikan dengan lebih berkesan selepas penubuhan UMNO atau PEKEMBAR yang telah muncul untuk menyuarakan bantahan Melayu terhadap Malayan Union.

Pihak British sangat terperanjat dengan perubahan sikap masyarakat Melayu. Selepas pendudukan Jepun orang-orang Melayu telah sedar bahawa pihak British tidaklah sekuat yang di sangka, ditambah pula oleh semangat untuk merdeka yang bertiup kencang dari tanah seberang (Indonesia). Di atas kesedaran inilah Orang-orang Melayu telah bangun bersama-sama untuk menentang cadangan pihak British. Tindakan yang kemas telah dilancarkan melalui UMNO. Negeri-negeri Melayu yang selama ini terpisah dan tidak bersatu telah bangun bersama-sama, malahan sultan-sultan negeri-negeri Melayu juga turut bersama-sama bergabung dengan rakyat Melayu untuk menentang Malayan Union. Satu perkara yang tidak pernah terjadi di Tanah Melayu sebelumnya.

Perjuangan orang-orang Melayu tidak terhenti setakat itu sahaja, orang Melayu turut mengadakan ceramah-ceramah umum di seluruh semenanjung untuk menyedarkan masyarakat Melayu di kampung-kampung. Selepas menerima tekanan yang begitu kuat, pihak British yang masih ingin meneruskan Malayan Union mencadangkan satu jawatankuasa dihantar untuk melihat reaksi masyarakat Melayu. Ahli jawatankuasa tersebut telah terkejut melihat reaksi yang amat kuat dari orang melayu untuk menghentikan Malayan Union. di mana sahaja mereka pergi pasti disambut dengan ribuan umat melayu dengan slogan-slogan anti Malayan Union. Malahan mereka dan Gabenor Malayan Union ketika itu turut bersimpati dengan orang-orang Melayu. Pada akhir lawatan tersebut, ahli jawatankuasa terbabit telah mengambarkan sesuatu yang positif di dalam ucapan mereka. Ramai orang melayu dan UMNO sendiri yakin bahawa Malayan Union akan berkubur.

Penubuhan UMNO

Pada 1 Mac 1946, sebuah Kongres Melayu Seluruh Tanah Melayu (Pan-Malayan Malay Congress) diadakan di di Kelab Sultan Suleiman, Kuala Lumpur. Disertai oleh kira-kira 200 orang wakil Melayu daripada 41 buah persatuan, kongres itu membincangkan pembentukan gerakan nasional Melayu, serta kempen terselaras untuk menentang Malayan Union. Sebuah jawatankuasa dilantik untuk mendraf perlembagaan untuk penubuhan Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO).

Pada 1 Mei 1946, Kongres Melayu Seluruh Tanah Melayu Ke-2 diadakan di Johor Bahru. Dalam kongres itu, pembentukan UMNO diisytiharkan dan Dato Onn Jaafar, Menteri Besar Johor, dipilih sebagai Presiden pertama. Kongres itu juga mengisytiharkan bahawa perjanjian-perjanjian MacMichael tidak sah dan mendesak bahawa Malayan Union dimansuhkan.

Pelaksanaan Malayan Union

Meskipun penentangan orang-orang Melayu begitu hebat, kerajaan British enggan menarik balik pelakasanaan rancangan Malayan Union. Sebaliknya, kerajaan British mendesak bahawa Malayan Union dilaksanakan dengan segera supaya Pentadbiran Tentera British yang memerintah Tanah Melayu sejak akhir Pendudukan Jepun dapat dibatalkan.

Malayan Union diisytiharkan pada 1 April 1946 dengan Edward Gent merupakan Gabernor yang pertama. Bagaimanapun, penentangan terhadap Malayan Union adalah sangat kuat sehingga rancangan itu tidak dapat dikuatkuasakan dengan sepenuhnya. Malah pada majlis perlantikan Edward Gent sebagai Gabernor yang pertama majlis tersebut telah dipulau oleh sultan-sultan Melayu. Ia adalah kesan daripada tindakan orang-orang Melayu yang telah berhimpun di luar rumah tumpangan yang didiami oleh sultan-sultan Melayu yang ingin menghadiri ucapara perlantikan tersebut. Ketika itu Orang-orang melayu telah bertindak berkabung dengan cara melilit kain putih pada songkok. Orang-orang Melayu yang berkumpul itu telah menghantar wakil mereka iaitu Dato' Onn Jaafar untuk berunding dengan sultan-sultan agar turut memulaukan upacara tersebut. Melihatkan sokongan rakyat yang begitu kuat mempertahankan tahta mereka, telah menyedarkan sekelian baginda sultan untuk turut berjuang bersama-sama rakyat jelata untuk menggagalkan Malayan Union. Akhirnya,Malayan Union dibatalkan pada 1 Februari 1948 selepas itu untuk mengantikan Malayan Union yang telah gagal itu pihak British terpaksa menurut kehendak masyarakat Melayu yang bertindak melalui UMNO untuk mengwujudkan Persekutuan Tanah Melayu . Penggantian konsep Persekutuan Tanah Melayu yang baru itu dengan skim Malayan Union yang tidak popular dicapai, melalui perundingan antara pihak British, sultan-sultan Melayu dan UMNO.

Pembentukan Persekutuan Tanah Melayu merupakan suatu kemenangan untuk orang-orang Melayu tetapi disambut dengan kecewa oleh beberapa golongan-golongan di dalam etnik yang lain. Bagaimanapun, mereka yang menentang cadangan Persekutuan tidak mempunyai sokongan di Tanah Melayu sendiri. Serta lobi Parlimen dan penyokong-penyokong di London yang telah membantu dalam pembatalan skim Malayan Union. Orang-orang Cina yang berada di Tanah Melayu berasa dikhianati kerana mereka tahu jumalah orang Cina yang terkorban lebih besar berbanding orang Melayu, sepanjang peperangan dengan Jepun. Sesetengah daripada orang Cina yang tidak puas hati kini melihat Parti Komunis Malaya sebagai harapan yang tunggal untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Ini didasari oleh pendapat pihak British telah meminggirkan masyarakat cina Tanah Melayu.

Garis masa

  • 14 Ogos 1941: Britain memeterai "Piagam Atlantik" yang mengisytiharkan hak negara-negara untuk penentuan diri.
  • penghujung 1942: Pembentukan "Unit Perancangan Tanah Melayu" di United Kingdom untuk menyediakan pembinaan semula Tanah Melayu selepas Perang Dunia II.
  • Januari 1944: Cadangan untuk Malayan Union dikemukakan buat pertama kali oleh Edward Gent, Penolong Setiausaha Rendah Tetap bagi Tanah Jajahan British, di Parlimen United Kingdom.
    • Musim bunga: Pejabat Kolonial menjemput Sir Harold MacMichael untuk mengetuai perwakilan ke Tanah Melayu selepas peperangan untuk memperoleh perjanjian yang baru daripada sultan-sultan untuk bersetuju dengan Malayan Union.
  • 3 September 1945: Kabinet British memberikan kebenaran untuk dasar Tanah Melayu yang baru dan bersetuju dengan misi MacMichael.
  • 21 Disember 1945: Setiap Sultan atau Pemangku Raja telah memeterai perjanjian baru untuk membentukkan Malayan Union.
  • Januari 1946: Pihak British mendedahkan rancangan Malayan Union melalui sebuah Kertas Putih.
  • 1 Mac 1946: Kira-kira 200 orang Melayu yang mewakili 41 buah persatuan berhimpun di Kuala Lumpur untuk Kongres Melayu Seluruh Tanah Melayu (Pan-Malayan Malay Congress). Kongres itu membincangkan penubuhan Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) serta kempen terselaras untuk menentang Malayan Union.
  • 1 April 1946: Malayan Union diisytiharkan oleh kerajaan jajahan British.
  • 1 Mei 1946: Kongres Melayu Seluruh Tanah Melayu Ke-2 diadakan di Johor Bahru. Penubuhan UMNO diisytiharkan dan Dato Onn Jaafar, Menteri Besar Johor, dipilih sebagai Presiden pertama. Kongres ini juga mengisytiharkan bahawa perjanjian-perjanjian MacMichael tidak sah dan mendesak bahawa Malayan Union dimansuhkan.
  • 1 Februari 1948: Malayan Union dibatalkan secara keseluruhannya dan digantikan dengan Persekutuan Tanah Melayu seperti yang telah dipersetujui dengan UMNO dan Raja-raja Melayu.